Thursday, September 19, 2013

Ini Cerita Bagaimana Aku Memiliki 33 Bungkus Tissue

Bibir perempuan itu melengkung ke bawah, sementara sang laki-laki asik dengan ponselnya.
Sekumpulan pemuda kasak-kusuk, mengerumuni ransel seakan di dalamnya ada harta berharga.
Seorang kakek tua menyelonjorkan kaki kurusnya yang kotor dan berkeriput seperti kertas yang lecek.
Semua sibuk dengan hidup mereka sendiri. Tenggelam dalam pemikiran masing-masing.
Kecuali aku. Aku memilih memikirkan mereka dibanding diriku sendiri.
Bisa jadi karena berjalan di terowongan hatiku terlalu menakutkan.

Lalu kulihat dia.
Menguap, mengucek mata yang tampak sayu.
Berjalan gontai ia menghampiriku sambil membawa kresek yang besar namun terlihat ringan.
Duduk dia di sampingku.
Aku menghitung tabungannya.
Tabungan dakinya. Tabungan letihnya. Tabungan ceritanya.
Bertumpukan, tapi tak membuat sinar matanya yang penuh harap pudar saat berkata,


"Kak, beli tissue-nya ya? Kakak pasti perlu," ditemani senyum secerah mentari.
"Berapa?" aku ingat tadi aku baru mengambil uang. 
"Rp 3 ribu saja, Kak. Murah kok! Ini tipis jadi bisa dibawa-bawa."
Aku mencium aroma harapan di sekitarku. Terlalu pekat, aku tak bisa menolak.
"Kamu ada berapa bungkus lagi supaya daganganmu habis?"
Dia mengeluarkan isi plastiknya dan mulai menghitung.
Tangannya bergerak cekatan. Ngantuknya tampak hilang disapu bayangan uang :))

"Ada 33, Kak. Kalau Kakak beli 3, lumayan deh jualan saya laku! Hehehe..."
Aku jejalkan Rp 100 ribu ke tangan mungilnya,
"Aku beli semuanya, tapi... habis ini kamu langsung istirahat ya. Sekarang sudah jam 10 malam, harusnya kamu tidur nyenyak di rumah."
Penuh sayang aku elus kepalanya. Aku punya 3 kepala kecil seperti ini di rumah. Kepala yang tiap hari kian membesar dipenuhi ide dan angan-angan.

Wajahnya sumringah, namun tampaknya tak gembira-gembira amat.
Sekitar 5 menit aku menikmati lagi kehidupan orang lain seakan tayangan film di depan mukaku.
Si kakek sudah mendengkur pelan. Pasangan kekasih itu bubar. Sekumpulan pemuda tadi tampaknya menjelma menjadi kerumunan bayangan di sudut taman yang gelap. 
Lalu datanglah anak perempuan kecil sekitaran 6 tahun dan anak lelaki berumur 3 tahun.
Berhamburan memelukiku.
Di tangan mereka ada kresek besar.
 

1 comment:

  1. setelah melakukan hal ini hati pasti tersenyum gembira.. senangnya bisa menolong orang lain selagi kita bisa :)

    ReplyDelete