Thursday, September 20, 2012

Best Things in Life are Free

Membuka-buka kembali folder picture yang ada di BB saya membuat saya tersenyum :)
Ada foto anak-anak dan suami yang dengan cepatnya bisa menghilangkan rasa capek akibat kerja seharian. Macet pun jadi tidak terasa terlalu menyesakkan karena bisa melihat wajah orang-orang tercinta.

Lalu saya terpaku pada satu foto.
Saya buka foto itu, dan terlihat gambar kertas dengan tulisan Emily yang sekarang berumur 7 tahun.
Emily, kami biasa memanggilnya Em-em, menulis surat untuk saya dengan tulisannya yang memang belum rapi.

Teringat waktu itu, setahun yang lalu, saya buru-buru ke kantor, tidak sempat memeluk Em-em, Didan (5 tahun), Tian (3 tahun) dan suami saya. 
Banyak sekali pikiran berlari-lari di kepala saya. Terlalu banyak pekerjaan menumpuk yang harus saya selesaikan. 
Saya duduk di kursi kerja saya. Membuka notebook dan bersiap bekerja.
Seperti biasa, BB saya keluarkan dari dalam tas.
Dan terlihatlah surat itu.
Sobekan dari buku tulis dengan tulisan Em-em yang acak kadut.
Apa tulisannya?

"Terima kasih mama sejak Emily kecil mama sudah membesarkan Emily. I love you."

Dan leher saya tercekat. Saya baca berulang-ulang tulisannya.
Ada gambar saya di sana. Dia senang menggambar saya memakai mahkota, seakan saya permaisuri.

Nak, mama tidak sempat memelukmu pagi ini. Mama juga tidak bercerita padamu malam tadi.
Waktu mama pulang kamu sudah tidur.
Pasti sebelum mama berangkat kerja kamu memasukkan surat ini ke dalam tas mama.
Kamu membayangkan mama akan terkejut saat melihat kejutan darimu ini.
Dan kamu berhasil, Sayang...

Jadilah pagi itu saya menangis di meja kerja saya.
Air mata turun perlahan.
Sebagai ibu saya memiliki banyak sekali kekurangan. 
Namun anak saya yang masih kecil ini, mau menerima kekurangan saya dan mencintai saya.
Karena saya adalah ibunya.

Terbayang proses melahirkan Emily yang memakan waktu 24 jam.
Sangat menyiksa dan sakit sekali. Sampai beberapa kali saat itu saya berpikir kematian pasti akan jauh lebih baik daripada mengalami sakitnya.
Bayangkan kontraksi tiap 3 detik dan saya tidak sempat mengambil napas untuk mempersiapkan mental menghadapi rasa sakit itu.
Dan saya tidak diberi obat penahan rasa sakit karena dokter yang menolong saya sangat mendukung persalinan alami.

Emily, mama sayang kamu, Nak.
Terima kasih sudah memberikan kejutan paling indah dalam hidup mama.
Mama minta maaf belum bisa menjadi mama terbaik untukmu dan adik-adikmu.
Tapi ketahuilah, pada banyak kesempatan mama merasa letih sekali dengan hidup yang penuh perjuangan ini, dan kalianlah yang muncul di depan mama dan membuat mama kuat.

Terima kasih, Emily, sudah memilih untuk dilahirkan ke dunia melalui mamamu ini.
Doa mama dan cinta mama selalu untukmu dan adik-adik.

Setahun berlalu, dan saya masih menangis saat mengetik tulisan ini.
God, thank you for reminding me about love.
You've given me the best gift ever, a family.

I don't know what have I done to deserve this, but I'm truly grateful.

A struggling mom,
Azza






No comments:

Post a Comment