Sunday, January 03, 2010

Pilih Sendiri Agamamu, Jangan Nunut Emakmu Saja!

Siapa sih anda yang mempertanyakan Al Quran?
Mengaku Islam, tapi menghina ayat.
"Islam itu rasis. Membenci golongan tertentu! Masak katanya mereka akan jadi monyet?"

Ya sulit kalau diskusi pakai kaca mata kuda.
Tuh baca dulu ratusan bahkan ribuan kitab dan tafsir, mulai dari mereka yang mengupas Al Quran dari segi historis, makna per kata, hingga kemurnian ayat lewat penyelidikan detail tentang masa ayat turun, siapa yang menulisnya dan tafsir apa saja yang tersedia.

Tidak semua orang diberikan kemampuan memaknai kitab suci itu dengan baik, sebab untuk belajar kita harus punya dasar.
Dasar yang kuat, akan menghasilkan pengetahuan yang tidak seperti wajan dapur!
Cetek dan hitam.

Bila nabi Ibrahim menolak menyembelih anaknya, maka masihkah kita punya makna Qurban?

Bila nabi Nuh menganggap dirinya kemasukan saat disuruh membangun kapal, maka masihkah ia dan kaumnya dapat menyelamatkan diri.

Banyak hal yang menurut otak manusia tidak masuk akal, namun ada penjelasan logis begitu Allah SWT menyingkap rahasianya. Saya belum cerita tentang Nabi Khaidir lho ya, nabi yang katanya paling cerdas di dunia ini.
Tapi apakah semua peristiwa di dunia ini harus Allah diktekan dan terangkan satu per satu ke kamu??
Makanya, Iman dan Percaya.
Cukup itu saja!

Kalau kamu tidak percaya dengan Rukun Iman dan Rukun Islam,
ya jangan masuk Islam.
Simpel toh?
Allah nggak rugi kok kalau nggak kamu atau saya sembah.
Makanya, jadi orang berani sedikit.
Pilih agama jangan asal ikut mayoritas aja, apalagi karena takut orang tua :p

Jawaban saya atas semua ayat yang menurut kamu tidak adil, terkesan bias (kitab suci saya ini universal dan tak lekang waktu, tapi bisa menjawab masalah apapun. Penjelasan akan kebiasannya itu dimaknai dengan kelenturan penggunaannya) adalah:

hati saya kompas saya.
Apa yang menurut saya tidak jelas, saya cari tafsir berbagai kitab, diskusi dengan alim ulama, google di internet, atau jalur cepat, tahajjud dan mendapatkan penjelasannya.
Seperti ketika saya memaknai poligami atau posisi perempuan yang terkesan sungguh rendah di Islam.
Saya sempat bertanya, dan alhamdulillah mendapatkan jawabnya...

Pada saat saya tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan saya, maka kalimat inilah yang saya maknai,
"Saya dengar dan patuh. Saya masuk Islam dengan kaffah. Apa kataMu, itu yang saya percaya. Tak pantas seorang hamba mempertanyakan Tuhannya. Lalu bedanya apa saya dan Iblis yang sombong, yang tak mau bersujud pada Adam."

Akui saja. Kamu tidak sehebat itu.
Allah SWT yang Maha Mulia tak perlu pengakuanmu untuk jadi Tuhan!

No comments:

Post a Comment